Rabu, 28 April 2010

Tak Lulus UN, Ikut Paket C
Ini upaya kita untuk menfasilitasi siswa gagal UN yang ingin melanjutkan pendidikannya dengan menggunakan ijazah UN paket.

Bagi siswa gagal UN, silakan mendaftarkan diri di PKBM terdekat, anjur Kadispendik Provinsi Bengkulu, Drs Sumardi MM melalui Pengelola UN Paket, Azhar Amin SE.

Selain siswa gagal UN yang berasal dari siswa tingkat SMA, ditahun ini pihaknya juga membuka pendaftaran UN paket kejuruan. Bagi siswa kejuruan yang ingin mengikuti UN paket sesuai dengan kejuruannya juga dapat memperoleh ijazah sesuai dengan kompetensi kemampuannya.

Menurutnya, ujian kesetaraan Paket C Kejuruan hanya meliputi tiga pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika.

Karena tidak ada ujian kesetaraan untuk praktik, maka persyaratan bagi peserta ujian setara SMK itu haruslah yang sudah lulus ujian nasional kompetensi keahlian.

Dalam ujian kan tidak semua siswa mesti lulus. Siswa yang tidak lulus harusnya jangan berkecil hati karena memang belum mampu memenuhi standar nilai minimal.

Tetapi untuk siswa SMK yang tidak lulus ini juga mesti diakomodasi supaya mereka bisa ikut ujian kesetaraan Paket C yang sesuai dengan kebutuhan mereka, terangnya.

Sekadar mengingatkan, sebelumnya siswa SMK yang tidak lulus hanya bisa mengikuti ujian nasional kesetaraan Paket C IPA atau IPS setara SMA.

Konsekuensinya, siswa SMK itu mendapatkan ijazah sebagai lulusan pendidikan menengah umum, bukan kejuruan seperti yang dipelajarinya selama di SMK.

Berbeda untuk siswa SMA/MA yang tidak lulus, mereka bisa mengikuti ujian nasional pendidikan kesetaraan Paket C IPA dan IPS. (128)
Diposkan oleh AMBAR SYAHPUTRA di 08:22 0 komentar Link ke posting ini


Kelulusan UN SMA Direvisi


Apa yang mendasari revisi ? Ketiga siswa tersebut merupakan siswa yang gagal UN tahun 2008, dan mengulang UN kembali di tahun ini.
Bagi siswa yang mengulang yang diambil adalah nilai UN yang tertinggi, ungkap Kasubdin Dikmen Dispendik Kota Bengkulu, Drs Khairul Jafar.

Seperti Maril Mukminim, ahun lalu siswa SMA PGRI ini gagal dimata pelajaran fisika dengan jumlah nilai, 3.25. Ujian tahun ini, Maril mengikuti seluruh mata pelajaran yang di UN-kan. Hasilnya, untuk mata pelajaran fisika, dia berhasil meraih nilai 6,75 yang artinya dinyatakan lulus.Jadi jumlah siswa yang lulus di Kota Bengkulu bertambah 3 orang lagi, jelasnya.

Kepala SMAN Plus 7, Yunan Danim MPd juga mengakui revisi kelulusan siswa UN. Dengan adanya revisi itu, maka sekolahnya berhak meraih 100% kelulusan. Alhamdulliah, siswa kita akhirnya lulus semua, pungkasnya. (128)
Diposkan oleh AMBAR SYAHPUTRA di 08:20 0 komentar Link ke posting ini
Penerimaan dan Lowongan CPNS 2009-2010-2011-2012-2013
Daerah Kaya Bisa Dapat Formasi CPNS Lebih Banyak

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN & RB) EE Mangindaan, menjelaskan, meski pemerintah daerah diberikan peluang untuk terus mengusulkan jumlah kebutuhan Pegawai Negeri Sipil (PNS), namun pemerintah pusat akan memperketat penyusunan formasinya. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah kemampuan daerah dalam membayar gaji PNS.

“Pengukuran kemampuan daerah membayar gaji dilihat dari APBD-nya. Berapa sih PAD yang dihasilkan? Kalau PAD-nya banyak, berarti daerahnya tidak kesulitan membayar,” ungkap EE Mangindaan menjawab pertanyaan JPNN di Jakarta, kemarin (19/2).
Bagi daerah yang usulannya banyak tapi APBD-nya sedikit, kata Mangindaan lagi, pusat akan memperkecil kuotanya. Sedangkan daerah yang APBD-nya besar, pemerintah pun akan memberikan kuota lebih besar, dengan catatan pemda setempat memang membutuhkan tenaga PNS tersebut.

Mangindaan pun menyoroti perilaku Pemda yang menjadikan PNS sebagai ‘ladang’ untuk mendapatkan dana lebih. Asumsinya, jika PNS banyak, maka DAU yang akan digelontorkan pusat juga banyak. “Itu salah. PAD-lah yang harusnya menjadi sektor penerimaan utama daerah,” ucapnya pula.
Meski jumlah PNS di Indonesia sangat gemuk, namun menurut Mangindaan, pusat masih tetap akan membuka penerimaan CPNS. Alasannya, setiap tahunnya ada banyak PNS yang pensiun, berhenti atau diberhentikan, meninggal, dan lain sebagainya.
Selain itu, kata menteri dari Partai Demokrat itu, untuk meningkatkan PAD, daerah juga membutuhkan aparatur yang profesional. “Posisi itulah yang diisi. Jadi normatifnya, penambahannya tidak seberapa. Karena antara yang diterima dan posisi kosong hampir seimbang,” ujarnya.
Sebelumnya, Hamid Paddu, pakar otonomi daerah (Otda) dari Universitas Hasanuddin, mengimbau kepada Kementerian PAN & RB untuk tidak mengalokasikan kuota CPNS setiap tahunnya. Alasannya, dengan penambahan CPNS, maka anggaran pembangunan jadi tergerus untuk belanja pegawai.
Hamid menyatakan, porsi anggaran di daerah tidak berpihak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Malah, katanya, ada kecenderungan daerah-daerah mengajukan jumlah CPNS besar, agar bisa meningkatkan DAU-nya.
Harus Ada Juklak Dulu
Terkait rencana penetapan alokasi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) mengacu pada Pendapatan Asli Daerah (PAD), Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau, Zaini Ismail menyebutkan, sejauh ini pihaknya belum pernah mendapatkan ketentuan seperti itu. Karenanya, kalaupun ingin dilaksanakan, harus ada petunjuk pelaksanaan (juklak)nya terlebih dahulu.
Menurut dia, saat dikonfirmasi Jumat (19/2) malam, bila memang kebijakannya jelas, tentu tidak ada persoalan. Tapi, sejauh ini kebijakan seperti itu belum pernah disosialisasikan.
‘’Selama ini kan kita mengajukan, Jakarta yang memutuskan berapa jumlah yang layak untuk diterima tahun tersebut dan itu tidak ada kaitannya dengan penambahan Dana Alokasi Umum (DAU). Mereka yang memutuskan jumlahnya berdasarkan keperluan, dalam hal ini pengurangan jumlah pegawai karena pensiun, atau keperluan penerimaan untuk tenaga teknis,’’ jelas Zaini.
Begitupun dengan PAD, kalau memang pemerintah ingin menerapkan kebijakan tersebut, silahkan saja. Namun tentunya harus juga duduk asumsi penghitungannya.
“PAD itu kan juga banyak rumus penghitungannya, juga ada beberapa patokan sumber penerimaannya. Nah, sekarang pemerintah mau menerapkan yang mana, yang seperti apa? Kalau PAD kita di Riau sekarang jumlah Rp1,4 triliun. Yang murni mengacu dari Dana Bagi Hasil (DBH) migas Rp1 triliun, apakah PAD yang dimaksud hanya DBH saja, atau termasuk sumber pendapatan lainnya yang diterima dari kebijakan di daerah. Harus jelas juga semuanya,’’ imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Zaini juga menyebutkan, sebetulnya, kalau dihitung perlu atau tidak perlu menerima PNS saat ini, mengacu pada jumlah, sebenarnya tak perlu ada penambahan. Tapi, pada saat yang bersamaan juga ada PNS yang pensiun. Di daerah-daerah juga banyak perlu tenaga teknis.
Karena itulah, setiap tahun itu, ada saja penerimaan CPNS di daerah. Tapi, sejauh yang sudah terlaksana, daerah hanya mengusulkan keperluan. Soal kelayakan jumlah yang akan diterima, sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat.
Diposkan oleh AMBAR SYAHPUTRA di 05:43 0 komentar Link ke posting ini

Sastra, Korupsi, dan Keterasingan Hidup

Panggung sosial di negeri ini agaknya sedang menampilkan lakon keterasingan hidup. Sebuah situasi yang sangat paradoksal. Di tengah dinamika peradaban yang demikian gegap-gempita menyajikan repertoar-repertoar global yang genuine dan beradab, Indonesia justru menampilkan ikon dan citra korup yang membuat wajah bangsa kian tercoreng. Terkuaknya megaskandal maklar kasus, mafia perpajakan, mafia hukum, mafia peradilan, atau mafioso-mafioso yang lain, yang melibatkan banyak tokoh penting di negeri ini, makin menguatkan bukti betapa keterasingan hidup sedang melilit para aktor sosial “mainstraim” kita.

Betapa tidak? Tingginya jabatan dan kekuasaan ternyata tidak bisa menjadi jaminan seseorang mampu menemukan kebahagiaan. Mungkin ada benarnya kalau ada yang bilang bahwa kebahagiaan sesungguhnya bukan untuk dicari, melainkan diciptakan. Dus, para aktor sosial yang sedang tersandung masalah hukum bisa jadi telah gagal menciptakan kebahagiaan dalam hidupnya. Yang terjadi justru sebuah keterasingan hidup; dinistakan, dicemooh, dikutuk, dan telah tercitrakan sebagai pengumpul uang haram. Dalam situasi seperti itu, bukan hal yang mudah untuk bisa hidup nyaman dan “manjing ajur ajer” di tengah-tengah komunitas sosialnya.

inilah.com
Sindiran ala Inilah.com.Bisa jadi kosakata “keterasingan hidup” tak tercantum dalam kamus sosiologi dan antropologi Indonesia. Ia bisa hadir dan bisa menerpa siapa saja yang kebetulan sedang berada di tengah-tengah gelimang kemewahan dan puncak kekuasaan. Jika gagal membendung godaan, siapa pun orangnya bisa dipastikan akan tersungkur ke dalam kubangan keterasingan hidup itu. Bukankah serapat-rapatnya orang membungkus bangkai, suatu ketika pasti bau busuknya akan tercium juga? Bukankah John Emerich Edward Dahlberg Acton (Lord Acton) juga pernah bilang, “power tends to corrupt and absolute power corrupt absolutely” bahwa kekuasaan itu cenderung korup; semakin besar kekuasaan berada dalam genggaman tangan, semakin besar pula peluang dan kesempatan untuk melakukan korupsi?

Salahkah kalau Adi Massardi dengan gaya ucap yang sedikit vulgar dan kenes, menyerukan “revolusi” lewat lirik “Negeri Para Bedebah” berikut ini?
Negeri Para Bedebah

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala
Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah
Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan! ***

Adi Massardi memang tidak sedang mengigau. Melalui suara batinnya, dia dengan sengaja menguliti wajah negerinya sendiri di tengah kegelisahan menyaksikan perilaku korupsi yang nyata-nyata telah membuat bangsa ini bangkrut lewat lirik yang pedih, ekspresif, dan demonstratif.

novel korupsiSalah jugakah Pramudya Ananta Toer yang dengan gaya satir dan getir mengungkapkan “kesaksian” imajiatifnya terhadap praktik korupsi yang mewabah secara luas menjadi penyakit sosial ke dalam sebuah novel? Meski sekitar tahun 1953, ketika novel tersebut diterbitkan untuk pertama kalinya, korupsi belum sedemikian marak seperti sekarang, namun dengan kepekaan intuitifnya, Pram telah sanggup mengangkat persoalan korupsi ke dalam sebuah teks sastra yang pada akhirnya memiliki relevansi dengan konteks kekinian. Novel yang terdiri atas 14 bab tersebut mengisahkan seorang pegawai negeri bernama Bakir yang melakukan korupsi. Awalnya, ia melakukan korupsi karena desakan ekonomi keluarga, namun lama-kelamaan ia semakin rajin melakukan korupsi sehingga ia menjadi kaya raya. Ia terjerumus ke dalam pergaulan tingkat atas yang penuh kepalsuan dan kemewahan tanpa makna, yang membuat jiwanya kian hampa. Pada akhirnya, segala kejahatannya terbongkar dan ia pun terpuruk dalam penjara.

Kalau korupsi itu sebuah fakta, teks sastra memfiksikannya. Kalau koruptor itu seorang pesakitan, sang sastrawan meratapinya dengan menggunakan kepekaan batin dan intuisinya. Maka, membaca teks sastra sejatinya juga membaca denyut dan napas kehidupan yang bisa dijadikan sebagai medium penyadaran untuk menjadi manusia yang lebih jujur dan berhati nurani.

Adi Massardi atau (alm.) Pram hanyalah beberapa gelintir pengarang yang dengan amat sadar menjadikan korupsi sebagai tema besar dalam teks literernya. Masih banyak pengarang lain yang menggarap tema serupa sebagai bentuk “kesaksian” imajinatif terhadap berbagai fenomena hidup yang makin korup dan serakah. Teks sastra yang lahir pada setiap zaman tak ubahnya merupakan hasil refleksi dari setiap geliat peradaban yang melingkupinya, bahkan bisa menjadi bukti dan rujukan otentik terhadap perjalanan sejarah dari generasi ke generasi. Teks sastra akan terus memfosil dalam setiap memori bangsa sekaligus bisa dijadikan sebagai medium pembelajaran hidup di tengah-tengah atmosfer zaman yang makin abai terhadap persoalan-persoalan moral.

Dalam konteks demikian, tiba-tiba saja napas saya menjadi sesak menyaksikan perilaku para koruptor yang harus terkena post-power syndrom; harus merelakan diri dan keluarganya dicaci-maki dan dihinakan di depan publik, hingga akhirnya mengalami keterasingan hidup yang entah sampai kapan masyarakat bisa dengan mudah menerimanya sebagai bagian dari komunitas sosial secara utuh dan wajar.

Hmm … mungkin ada benarnya juga kalau Kang Sandimin, tetangga yang biasa nongkrong di gardu Poskamling bilang, “Maka, jika tak ingin hidup terasing dari komunitas sosialnya, janganlah melakukan korupsi! Jika tak mau dikutuk, janganlah korupsi! ***
Diposkan oleh AMBAR SYAHPUTRA di 04:08 0 komentar Link ke posting ini
Buku Adalah Investasi Jitu
Dalam postingan saya beberapa waktu yang lalu berjudul Makanan Cepat Saji. Saya memberikan sebuah illustarsi tentang buku, yang saya sejajarkan dengan makanan cepat saji, bahkan lebih seru. Karena, Buku tidak habis pakai, Ia selalu bisa dinikmati kapan kita mau, dan Ia merupakan pengantar paling setia kita menuju masa depan yang lebih gemilang. Karena itu, Buku merupakan investasi jitu.

Buku adalah lautan ilmu, lautan tanpa batas yang akan membuat kita selalu ingat dan ingin kembali berlayar di atas ombaknya.

Buku ibarat sebuah kompas, menolong kita keluar dari kebodohan, menuju padang pengetahuan yang indah, harum dan berwarna-warni.

Buku adalah gudang ilmu dan membaca adalah kuncinya. Sedangkan membaca adalah berkaca, langkah memahami diri tanpa perlu merasa cacat dan malu.

Beberapa hari yang lalu, kembali saya mendapatkan sebuah Tag dari Nuansa Pena yang bertajuk 'Tag 3 Buku yang sedangKubaca'.

Tag book ini, tak seperti tag-tag lainnya yg terasa membebani, memang membawa banyak manfaat, Lewat daftar yg diberikan teman2, kita sekaligus dapat wawasan tentang buku2 bagus yg mungkin selama ini terlewat dari memori kita.
Berikut adalah Jawaban Tagnya :

Buku I
MENJEMPUT BEKAL KEMATIAN
Oleh : Ali Shalih Al-Hazza

Meskipun buku ini sudah lama saya tamatkan, namun ada beberapa kalimat yang pantas untuk saya sering baca sebagai bahan perenungan. Berikut petikannya :

Pejamkanlah mata anda lima menit. Bayangkanlah detik-detik sakaratul maut yang suatu saat pasti menimpa anda. Bayangkanlah beratnya pencabutan nyawa, kesakitan dan penderitaannya. Bayangkanlah ketika nyawa anda benar-benar telah lepas dari tubuh anda. Dan itulah kematian. Bayangkanlah saat perpisahan anda untuk selama-lamanya itu dengan isteri, orangtua, anak-anak, kerabat, orang-orang tercinta dan segenap sahabat anda. Jasad anda dibawa ke tempat pemandian. Anda dimandikan dan dikafani. Selanjutnya anda dibawa ke masjid untuk dishalatkan. Lalu anda dipanggul di atas pundak orang-orang untuk dikuburkan.

Bayangkanlah bahwa malam ini adalah malam pertama anda di kuburan! Bayangkan kedatangan malaikat Munkar dan Nakir yang akan menguji anda dengan beberapa pertanyaan. Bayangkanlah kengerian anda seandainya tiba-tiba lidah anda kelu tak mampu menjawab. Bayangkanlah amal perbuatan anda yang dijelmakan menjadi manusia untuk menemani anda. Apakah ia seorang manusia yang rupawan atau manusia terjelek yang pernah anda lihat?
Diposkan oleh AMBAR SYAHPUTRA di 03:52 0 komentar Link ke posting ini

0 komentar:

Posting Komentar

Iklan Gratis!!!,
Continious??? Pasang Iklan kamu Disini...(25 Ribu/bln)
Pasang Iklan Di Klik-Kanan.com Pasang Iklan Di Klik-Kanan.com Pasang Iklan Di Klik-Kanan.com Pasang Iklan Di Klik-Kanan.com Pasang Iklan Di Klik-Kanan.com Pasang Iklan Di Klik-Kanan.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Share |