Ottawa: Alih-alih ingin kelihatan lebih muda, justru bisa berbalik menjadi kelihatan lebih tua. Gara-gara botox? Setidak itulah kesimpulan yang didapat para peneliti dari Universitas Calgary di Ottawa, Canada, seperti dilansir GeniusBeauty, Jumat (7/1)
Menurut para peneliti, penyuntikan botox (botulinum toxin) menyebabkan otot kendur, hilangnya kandungan otot, dan penggantian massa otot dengan lemak. Perubahan itu tidak hanya terjadi pada otot yang dibotox, tapi juga pada otot lain. Pada akhirnya, orang dibotox justru akan terlihat lebih tua dibandingkan orang yang tidak dibotox.
Pada penelitian itu, para peneliti menyuntikkan botox ke seekor kelinci. Hasilnya? Kelinci percobaan tersebut kehilangan lebih dari 50 persen massa otot. Penelitian itu membuktikan, penyuntikan botox tidak diimbangi pengetahuan yang memadai tapi sekadar mengikuti tren.
Pada 2009 lalu, lebih dari 2,5 juta warga di Amerika serikat menggunakan botox agar terlihat muda. Murahnya biaya awet muda yang berkisar US$ 300-600 atau sekitar Rp 3-6 juta menjadi "daya tarik" lain.
Botox (botulinum toxin) merupakan toksin (racun) yang di produksi bakteri Clostridium Botulinum yang dikenal sebagai penyebab keracunan makanan massal dan kelumpuhan otot perut . Botox yang digunakan untuk terapi dosisnya hanya 1% dari dosis yang bisa menyebabkan gejala keracunan.
Botox berguna untuk meremajakan wajah secara cepat dengan cara instant rejuvenation.
0 komentar:
Posting Komentar